

Duarato.desa.id Pelaksanaan kegiatan Revitalisasi Desa Adat duarato sudah memasuki tahapan pengerjaan, tahapan ini dimulai dengan ritual adat Nulal gawak ( Penggotongan Tiang agung ). Ritual ini dilakukan pada hari rabu 31 Oktober 2018. Ritual ini dihadiri oleh ratusan warga duarato, Turut hadir juga KEpala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belu Marsianus Loe Mau,SH. Dalam ritual ini warga bergotong royong mengangkut tiang agung yang sebelumnya sudah diangkut dari hutan dan diletakkan dipinggir jalan. Dahulu kala penggotongan tiang ini biasanya langsung dari hutan tempat tiang diambil namun saat ini kayu diangkut terlebih dahulu dengatruck untuk memermudah serta mempersingkat waktu mengingat jarak kayu diambil dengan kampunga adat sangat jauh. Ritual ini meruppakan salah satu tahapan daripembangunan rumah adat. Sebelum tahapan ini diawali dengan ritual bei gege asu sebagai

permohonan izin kepada leluhur, kemudian ritual lainnya seperti penebangan pohon. Tahap ini adalah salah satu tahap yang harus dilakukan dalam pembangunan rumah suku. Tahap nulal gawak adalah tahap dimana tiang agung diarak menuju lokasi akan didirikannya rumah suku. Pada tahap ini para penggotong tiang yang terdiri dari kaum laki-laki dari anggota suku dan dari kerabat serta seluruh warga menggotong tiang yang panjangnya mencapai 8 meter, dengan diameter mencapai 50 cm. Sepanjang perjalanan diiringi dengan tarian likurai dan lantunan syair lagu-lagu, serta disuguhi “sopi/arak (minuman beralkohol) serta daging yang direbus untuk menambah semangat dan stamina serta untuk menyemarakkan situasi. Setiap rumah adat terdiri dari dua Tiang agung sebagai lambang leluhur laki – laki dan perempuan yang mendirikan rumah adat itu. Hal ini sudah dilakukan turun temurun oleh leluhur suku bunaq, sebagai bentuk kebersamaan, simbol persatuan,kekeluargaan dan gotong royong.
Kepala desa Duarato Gregorius Mau Bere mengatakan terdapat 12 rumah suku yang ada di desa Duarato,dan masih ada 5 rumah suku yang belum dibangun. Hal ini dikarenakan ada suku tertentu yang anggota sukunya hanya berjumlah 8 kepala keluarga. Oleh karenanya biaya menjadi salah satu alasan belum dibangunnya rumah adat ini.
Raja /Na’i Duarato Yosep Mau Leon, dalam sambutannya mengucapkan terimaksih kepada Pemerintah Pusat Melalui Direktorat Kepercayaan dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud RI,Yang sudah menfasilitasi pembangunan 4 buah rumah adat ini melalui program Revitalisasi Desa Adat Tahun anggaran 2018.

Foto : Dion Bere, Yosef Mau Leon
liputan : Dion Bere
Editor : S.L.Eduard
Tinggalkan Balasan